- Setiap orang memiliki sifat atau watak masing-masing. Misalnya, ada yang sifatnya suka beramal. Nah, orang yang suka beramal ini disebut dermawan. Kebalikannya, orang yang tidak mau berbagi disebut pelit atau kalau dalam bahasa Jawa disebut cethil. Yap, di dalam bahasa Jawa juga ada sebutan untuk macam-macam sifat orang, Adjarian. Berikut beberapa contoh watake wong atau sifat orang dalam bahasa Jawa. Watake Wong 1. Ambekdarma = Seneng Ambeksura = Kendel banget. 3. Alim = Pinter tur Anteng = Meneng ora kakehan gunem. 5. Andhap asor = Ora gumedhe utawa Bandel = Ora cengeng utawa gembeng. 7. Bares = Ora duwe niat ala utawa Bencirih = Gampang kena ing lelara. 9. Berbudi = Loma utawa seneng Blater = Pinter sesrawungan. Baca Juga 14 Arane Wong dalam Bahasa JawaRashanyalah ras, tetapi ras tdk mempengaruhi sifat. Tidak semua orang chinese yg lahir memiliki sifat seperti itu. Kalian hanya menghakimi dari fisik saja yg kalian lihat dan menciptakan opini opini dan lucunya hanya melihat sisi negatif atau buruknya dan membuang hal yg Dalam interaksi sosial, kita sering bertemu dengan orang-orang yang suka membicarakan kejelekan orang lain. Mereka melakukan hal tersebut seolah dirinya sendiri gak punya kekurangan dan kejelekan yang ingin mereka tutupi. Bahkan, gak jarang mereka justru membicarakan orang terdekatnya buruk ini masih menjadi hal umum di beberapa lingkungan. Ini, nih lima alasan kenapa sebagian besar orang senang sekali menjelekkan orang Membuat dirinya merasa lebih baik ilustrasi orang bergosip GrabowskaSalah satu alasan utama mengapa seseorang senang membicarakan kejelekan orang lain adalah untuk merasa lebih baik atau lebih superior. Dengan memfokuskan perhatian pada kelemahan atau kesalahan orang lain, mereka berharap bisa meningkatkan harga diri mereka kejelekan orang lain memberi seseorang perasaan bahwa mereka tidak seburuk atau tidak melakukan kesalahan seperti orang yang sedang dibicarakan. Sehingga ini dirasa sebagai pembenaran yang paling bisa mereka Mengurangi perasaan rendah diri yang mereka miliki ilustrasi orang bergosip studioMembicarakan kejelekan orang lain, bagi sebagian orang juga bisa menjadi cara untuk mengurangi ketidakpastian atau rasa takut terhadap ketidakmampuan diri sendiri. Dengan menyoroti kelemahan orang lain, kita menciptakan ilusi bahwa kita berada dalam kendali dan menghindari fokus pada ketidaksempurnaan diri memberikan rasa aman dan pengurangan kecemasan terhadap ketidakpastian hidup. Seolah kita jauh lebih baik dan punya lebih banyak kelebihan dibanding orang lain. Baca Juga 5 Sebab Kita Selalu Tertarik untuk Mengurusi Hidup Orang Lain 3. Membangun ikatan sosial lewat bergosip ilustrasi orang bergosip productionBeberapa orang membicarakan kejelekan orang lain sebagai cara untuk membangun ikatan sosial dengan orang lain. Sungguh mengherankan, gosip sering dianggap sebagai alat untuk menciptakan ikatan atau memperkuat hubungan dengan orang lain yang juga tertarik pada informasi diingat bahwa jenis ikatan sosial yang dibangun lewat pembicaraan negatif ini biasanya dangkal dan tidak sehat. Besar kemungkinan kita juga akan menjadi objek bahan gosip di belakang orang-orang tersebut, Mengalihkan perhatian dari diri sendiri ilustrasi orang bergosip LionMembicarakan kejelekan orang lain juga bisa menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan masalah yang sedang dihadapi. Dengan terus-menerus membahas kesalahan atau kekurangan orang lain, seseorang dapat menghindari pemikiran atau refleksi diri yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan atau perasaan gak memberikan pengalihan dan penyembuhan sementara baginya. Tapi, tentunya ini gak efektif untuk mengatasi masalah sebenarnya yang sedang Kurangnya rasa empati kepada orang lain ilustrasi orang bergosip BurtonTerakhir, seseorang mungkin senang membicarakan kejelekan orang lain karena kurangnya empati dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka mungkin gak memahami atau gak peduli dengan dampak negatif yang bisa timbul dari pembicaraan negatif kemampuan untuk memahami atau memosisikan diri pada sudut pandang orang lain bisa membuat mereka lebih mudah untuk membicarakan kejelekan orang lain. Pastinya, ini dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensi moral atau etika yang mungkin harus menjelekkan orang lain bukanlah kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi diri kita. Sehingga, jelas ini hanya membuang waktu dan gak sepantasnya dilakukan. Apalagi, mengingat adanya beberapa konsekuensi yang mungkin harus kita hadapi ke depannya. Jangan dilakukan lagi, ya! Baca Juga 5 Reaksi Orang Lain Atas Kesopananmu, Segan Mau Macam-Macam IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Janganputus asa, tidak semua orang menilai manusia dari fisiknya THE RIGHT MEN IN THE WRONG PLACE (orang yg tepat, salah tempat) cakep jelek itu lingkungan, misalnya anda di sini jelek, tetapi di afrika sana anda bisa paling ganteng.. LOVE IS BLIND (pacarilah orang buta) cinta tidak memandang cakep atau tanyakan
Karakter orang Jawa emang terkenal unik. Begitu juga sifat-sifat orang Jawa yang terkenal akan keunikannya. Dan ini menjadi satu dari sekian banyak budaya yang beragam di Jowo atau orang Jawa pada umumnya terkenal akan sopan santunnya, tata krama, dan kelembutannya. Inilah ciri khas mereka yang bisa berbaur dengan siapa saja. Sifat-sifat orang Jawa juga telah diturunkan dari nenek ini adalah karakter orang Jawa dan sifatnya yang unik. Simak deh fakta-faktanya. Karakter orang Jawa umumnya pemalu, tapi suka menyapa kok 1 PemaluKarakter orang Jawa pada umumnya adalah pemalu dan sungkan. Makanya, banyak orang Jawa yang sering terlihat senyum dan mengangguk ketika bertemu orang lain. Apalagi kalo berada di lingkungan yang benar-benar begitu, karakter orang Jawa pada umumnya tuh suka menyapa. Mereka juga senang bercakap-cakap. Ngobrolnya juga bisa ngalor-ngidul gengs.2 Menjaga etika dan sopan santunPandai menjaga etika dan sopan santun adalah karakter orang Jawa. Mereka akan baik kepada siapapun, yang lebih tua atau yang muda. Mereka juga menjaga etika ketika berbaur dalam orang Jawa yang unik ini biasanya akan terlihat ketika berjalan di depan orang yang lebih tua. Mereka akan merundukkan badan sebagai wujud penghormatan dan sopan santun. Merundukkan badan juga dianggap sebagai bentuk menghargai dan menempatkan diri. Ada delapan weton yang paling disukai khodam Eyang Semar menurut Primbon Jawa. Dari delapan, silahkan cek apakah anda yang termasuk disayang khodam Eyang Semar berdasar Primbon Jawa. Kata Primbon Jawa, salah satu ciri pemilik weton yang disukai khodam Eyang Semar adalah memiliki sifat murah hati dan suka menolong. Sifat & Kebiasaan Orang Jawa – Koentjaraningrat 1996 mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat. Herusatoto 1987 mendefinisikan masyarakat Jawa adalah sebagai salah satu masyarakat yang hidup dan tumbuh berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang dan turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya serta mendiami sebagian besar Pulau Jawa. Masyarakat Jawa kental dengan tradisi dan budaya. Tradisi dan budaya Jawa hingga saat ini masih mendominasi tradisi dan budaya nasional Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah begitu banyaknya orang Jawa yang menjadi tokoh negara yang berperan dalam percaturan kenegaraan sejak zaman sebelum merdeka hingga sekarang. Nama-nama Jawa juga akrab di telinga warga Indonesia begitu pula istilah-istilah Jawa. Seiring berkembangnya zaman, orang Jawa atau masyarakat Jawa tidak hanya mendiami Pulau Jawa tetapi kemudian menyebar di seluruh Indonesia. Masyarakat Jawa ini memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat daerah lain seperti masyarakat Sunda, masyarakat Madura, masyarakat Batak, masyarakat Minang, dan lain sebagainya. Banyak di luar pulau Jawa ditemukan komunitas Jawa akibat adanya program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah. Suyanto 1990 dalam bukunya yang berjudul Pandangan Hidup Jawa menerangkan, bahwa karakteristik budaya Jawa adalah religious, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistic. Karakteristik budaya Jawa ini melahirkan sifat kecenderungan yang khas bagi masyarakat Jawa seperti percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Sangkan Paraning Dumadi dengan segala sifat dan kebesaran-Nya, bercorak idealistis percaya kepada sesuatu yang bersifat immaterial-bukan kebendaan dan hal-hal yang bersifat adikodrati-supernatural serta cenderung ke arah mistik, lebih mengutamakan hakikat daripada segi-segi formal dan ritual, mengutamakan cinta kasih sebagai landasan pokok hubungan antar manusia, percaya kepada takdir dan cenderung bersikap pasarah, bersifat konvergen dan universal, momot dan non-sektarian, cenderung pada simbolisme, cenderung pada gotong royong, rukun, damai, dan kurang kompetitif karena kurang mengutamakan materi. 20 Sifat & Kebiasaan Orang Jawa1. Terkenal Pemalu, Sungkan, Tapi Suka Menyapa2. Menjaga Sopan Santun3. Dikenal Kalem4. Ramah5. Lebih Menghindari Konflik di Lingkungannya6. Sederhana dan Tidak Neko-neko7. Pekerja keras8. Menerima Apa Adanya9. Gaya dan Nada Bicaranya Lembut11. Luwes12. Memegang Erat Tradisi dan Budaya13. Suka Menolong dan Berkumpul14. Mudah Bergaul dan Membaur15. Tata Bahasa Berdasarkan pada Nilai Kesopanan16. Kebiasaan Muluk17. Memiliki Filosofi Hidup Mengalir Seperti Air18. Suka Mengalah19. Penurut20. Mensyukuri Apapun yang Terjadi dan Mengambil Sisi Positif Meski Tertimpa Musibah BurukBuku Terkait JawaKisah Tanah JawaKisah Tanah Jawa Jagat LelembutKitab Lengkap Keris Jawa Hard CoverArtikel Terkait kebiasaan Orang JawaKategori Ilmu Berkaitan PsikologiArtikel Psikologi Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat Jawa tetap eksis dengan berbagai keunikannya, baik dari karakter, segi budaya, dan kesehariannya. Nah, sobat Gramedia, yuk simak 20 kebiasaan yang dilakukan orang Jawa. 1. Terkenal Pemalu, Sungkan, Tapi Suka Menyapa Kebiasaan orang Jawa yang tidak asing lagi adalah terkenal pemalu, sungkan, tapi suka menyapa, lho. Biasanya orang Jawa masih malu dan sungkan apabila mereka berada di lingkungan baru atau si orang Jawa ini baru merantau ke suatu kota. Biasanya ketika disapa, orang Jawa ini akan menganggukkan kepala saja atau hanya senyum. Berbeda juga sudah kenal lama, biasanya orang Jawa lebih suka menyapa terlebih dahulu dan suka mengobrol berbagai hal. Orang Jawa ini suka menyapa, tapi biasanya jarang berani memulai percakapan. Nah, sobat Gramedia yang baru ketemu orang Jawa, yuk sapa duluan! Mereka sebenarnya orang-orang yang asyik ketika diajak sharing dan ngobrol apapun. 2. Menjaga Sopan Santun Kebiasaan orang Jawa yang cukup dikenal lainnya adalah menjaga sopan santun. Baik kepada yang lebih tua atau sesama bahkan yang lebih muda. Mereka juga menjaga etika ketika berbaur di lingkungan masyarakat. Orang Jawa juga terbiasa merundukkan tubuh ketika berjalan di depan orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati sebagai wujud penghormatan dan sopan santun. Merundukkan badan ini sebagai pertanda seseorang sungguh menghargai orang lain dan dapat menempatkan posisi dirinya. Orang Jawa ini tahu bagaimana caranya bersikap, misal sedang bertamu atau ketika menjadi tuan rumah. 3. Dikenal Kalem Kalem artinya tidak tergesa-gesa, tenang, santai. Orang Jawa cenderung menyelesaikan apapun masalahnya seperti masalah pekerjaan dengan kalem. Dalam hal pekerjaan, orang Jawa dikenal pekerja-pekerja yang baik, mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. Orang Jawa juga disiplin dalam manajemen waktu. Cara berbicara ke orang lain juga tidak kasar. Oleh sebab itu banyak perempuan jawa terkenal dengan sifat anggunnya. Selain itu, orang Jawa juga suka untuk selalu berpikir positif dalam segala keadaan dan hal ini dibahas dalam buku Nrimo Ing Pandum Cara Berbahagia Ala Orang Jawa. 4. Ramah Pernah berpapasan dengan orang Jawa? Yups, biasanya mereka akan melempar senyum terlebih dahulu. Mereka cenderung ramah kepada siapapun dan berpikir positif ke orang lain. Biasanya mereka akan menyapa orang yang baru dikenalnya “Pak, Bu, Mas, Mbak”. Terhadap orang yang baru dikenalnya saja ramah, apalagi yang sudah mengenal lama. Hal ini membuat orang Jawa di tempat kerjanya lebih disukai teman-temannya dan membuat orang lain mudah mengingatnya. 5. Lebih Menghindari Konflik di Lingkungannya Dalam kehidupan sosial, mayoritas orang Jawa memiliki sifat yang suka mengalah, hal ini bertujuan untuk menghindari permasalahan lebih panjang. Apabila dihadapkan konflik, orang Jawa memilih diam. Mereka cenderung memilih mengalah bukan karena takut melainkan karena mereka tidak suka adanya pertikaian apalagi sampai pertumpahan darah, ini tentu menjadi nilai plus dalam kehidupan berumah tangga supaya tetap harmonis. Nah, untuk sobat Gramedia yang sedang mencari jodoh, bisa menjadi pertimbangan nih untuk memilih orang Jawa. 6. Sederhana dan Tidak Neko-neko Kesederhanaan juga melekat pada orang Jawa. Mereka tidak melakukan hal-hal aneh. Perangainya tidak glamor, mengutamakan penampilan yang apa adanya. Penampilan dan sikap berlebihan justru bisa membuat perhatian hingga ketidaksukaan orang. Contoh saja di lingkungan kerja, orang Jawa akan dikagumi karena kejujurannya sehingga banyak orang jawa yang menempati jabatan yang prestisius baik di kalangan swasta maupun pemerintahan. Orang-orang banyak suka dengan karakter orang Jawa karena tidak suka membanggakan diri dan menyombongkan harta benda yang dimiliki. Bagi orang Jawa, sederhana yang penting bahagia. 7. Pekerja keras Pemalas bukan sifat orang Jawa. Orang Jawa terkenal dengan sifat kerja kerasnya dan kreatif. Bisa dilihat di kota seperti Jakarta yang mayoritas pendatang dari Jawa, banyak orang Jawa bekerja keras mulai dari buka usaha, berdagang, asal pekerjaan itu halal dan bisa menghidupi keluarga maka mereka akan melakukan kerja dengan sungguh-sungguh. Bagi yang bekerja di perusahaan, ketika mendapat gaji mereka bukan tipe yang boros, mereka akan mempertimbangkan untuk mengirim orang tua atau saudaranya di kampung. Mereka juga lebih suka menyisihkan uangnya untuk ditabung. 8. Menerima Apa Adanya “Nerimo ing pandume Gusti” artinya menerima apa yang sudah diberikan Tuhan. Orang Jawa tidak suka bersifat aneh-aneh dan macam-macam. Hal ini juga berlaku pada kehidupan berumah tangga, harus bisa menerima pasangannya apa adanya, tidak saling menuntut. Mereka biasanya menerima kondisi apapun dari pasangannya asalkan saling suka dan cocok. Contoh lain, ketika mendapati Ibu memasak tempe dan tahu goreng, Bapak atau anak-anaknya tidak menuntut lebih, mereka akan memakannya dan tidak minta macam-macam. Dalam menghadapi problem dan tantangan hidup juga seperti itu, orang Jawa cenderung menerima. Menerima bukan berarti pasrah, melainkan legawa. Bahwa pasti ada hikmah dari setiap kejadian yang dialami. Hal ini bisa menjadi pembelajaran untuk siapa saja di kemudian hari. Apabila terulang maka bisa mengantisipasi. 9. Gaya dan Nada Bicaranya Lembut Seperti yang kita ketahui, bahasa Jawa memiliki strata kasar, sedang, dan halus. Strata halus digunakan ketika orang muda berbicara kepada orang yang usianya lebih tua, sedangkan untuk seumuran bisa menggunakan bahasa yang sedang ngoko alus atau “ngoko”. Biasanya orang Jawa daerah Yogyakarta dan Solo lebih dikenal dengan bicaranya yang lembut dan anggun. 10. Dikenal Punya Banyak Aturan dan Larangan dalam Bentuk Mitos Perlu diketahui, sebenarnya secara logika, mitos-mitos yang dipercayai orang Jawa hanyalah bagian dari aturan tatanan kehidupan agar kehidupan masyarakat selaras secara vertikal dan horizontal. Artinya selaras dengan Tuhan dan selaras dengan kehidupan sesama. Adanya mitos atau larangan perbuatan ditujukan agar nilai kesopanan dan unggah-ungguh tetap terjaga. Contoh yang sering diucapkan adalah “ora ilok ngombe karo ngadek” yang berarti “tidak baik minum sambil berdiri”, sebaiknya minum sambil duduk. Orang Jawa memang percaya akan pantangan. Tidak heran jika sedikit-sedikit mereka mengucapkan “ora ilok” tidak baik atau tidak diperbolehkan. 11. Luwes Luwes bisa diartikan tidak kaku, tidak canggung, mudah disesuaikan. Orang Jawa dalam hal pekerjaan bisa lebih luwes, cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Jika bertemu dengan orang baru juga lebih luwes, tidak mudah canggung. Orang Jawa mempunyai sifat mudah berbaur dengan orang-orang dari suku lain, meskipun ada rasa malu dan sungkan. Sikap luwesnya ini membuat orang Jawa banyak disukainya orang untuk bergaul dengannya. 12. Memegang Erat Tradisi dan Budaya Orang-orang Jawa, meskipun di tanah rantau begitu erat memegang tradisi dan budayanya. Di beberapa daerah masih kental dengan tradisi-tradisi Jawa seperti Yogyakarta dan Solo. Meskipun era sudah modern seperti sekarang ini, budaya di keraton juga masih dipegang erat. Hal ini membuktikan kuatnya tabiat orang Jawa memegang tradisi dan budaya warisan leluhurnya. Banyak tradisi yang berasal dari leluhur jawa yang masih lestari dan dilakukan sampai sekarang. Beberapa tradisi tersebut merupakan simbol-simbol dari suatu peristiwa penting di masa lalu atau bentuk rasa syukur yang dikemas dalam bentuk acara. Salah satu tradisi serta budayanya adalah sajen yang merupakan bentuk manisfestasi rasa syukur serta lambang permohonan yang tulus dan ikhlas untuk dipersembahkan kepada Tuhan Yang Mahasa Esa. Bentuk sajen sendiri sangat beragam yang dapat dipelajari pada buku SAJEN dan Ritual Orang Jawa. 13. Suka Menolong dan Berkumpul Pernah mendengar peribahasa “mangan ora mangan sing penting kumpul”? itu artinya “makan atau tidak makan yang penting kumpul”. Saat keadaan sulit maupun senang sebisa mungkin terus bersama, kurang lebih arti peribahasa tersebut. Hal ini juga bisa dimaknai dalam kehidupan harus saling tolong menolong, saling membantu jika ada saudara yang sedang dalam keadaan susah dan tolong menolong tanpa mengharap imbalan. “Migunani tumraping liyan” artinya berguna bagi orang lain. 14. Mudah Bergaul dan Membaur Sudah tidak diragukan lagi kalau orang Jawa pandai bergaul dan membaur. Berkat keramahannya, mereka gampang diajak bergaul dengan orang yang baru ditemuinya. Mudah bergaul ini dipengaruhi juga karena karakternya yang suka mengalah, itulah sebabnya di manapun orang Jawa mudah membaur karena minim konflik. Terdapat pula peribahasa Jawa yang seringkali mereka gunakan yang hingga saat ini juga masih sangat relevan. Temukan itu semua pada buku Nasihat-Nasihat Hidup Orang Jawa. 15. Tata Bahasa Berdasarkan pada Nilai Kesopanan Seiring berkembangnya teknologi, pengetahuan tentang bahasa asing makin mudah dipelajari dan diakses melalui internet. Namun orang Jawa tetap menjaga kesopanan dalam bertutur kata. Sampai saat ini, masih banyak ditemui orang Jawa yang bicara berdasar hierarki usia atau dengan siapa mereka bicara. Struktur bahasa Jawa mulai dari Ngoko-Krama Alus-Krama Inggil. Ngoko bisa digunakan untuk bahasa sehari-hari dan kepada teman sebaya atau yang usianya lebih muda. Sedangkan krama digunakan untuk meninggikan derajat lawan bicara, krama inggil ini merupakan bahasa halus yang biasanya ditujukan kepada lawan bicara yang lebih dihormati ataupun orang asing. 16. Kebiasaan Muluk Kata “muluk” atau “puluk” pasti sudah tidak asing lag ikan? Yups, orang Jawa memiliki kebiasaan makan dengan cara muluk. Kebiasan makan dengan tangan langsung tanpa menggunakan sendok, garpu, dan alat bantu makan yang lain. Kebiasaan makan seperti ini sudah dari zaman dahulu dan masih banyak orang Jawa melestarikannya. Biasanya orang Jawa melakukan makan sambil muluk sembari duduk lesehan. 17. Memiliki Filosofi Hidup Mengalir Seperti Air Orang Jawa biasanya tidak suka “neko-neko”, dan lebih suka kehidupannya mengalir seperti air. Asalkan sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga, bisa beribadah dengan tenang, tidak punya banyak hutang, mereka sudah sangat bersyukur. Orang Jawa tidak suka menuntut lebih. Terkadang mereka memilih mengalir seolah tidak memiliki beban yang berat dalam hidupnya. 18. Suka Mengalah Orang Jawa memilih mengalah dalam setiap pertikaian. Mereka lebih suka hidup “adem-ayem”, tidak banyak masalah. Mereka tidak suka banyak konflik terutama dalam kehidupan keluarga. Mereka juga lebih suka berdiskusi dalam hal-hal permasalahan keluarga. 19. Penurut Ajaran “nurut” sudah diajarkan sejak kecil. Misal orang tua menyuruh anaknya untuk mengaji atau berjamaah ke masjid, maka si anak harus nurut. Mereka tidak suka membantah jika diperintahkan oleh orang yang lebih tua. Selama apa yang diperintahkan dalam hal kebaikan, anak-anak lebih mudah “nurut” yang diajarkan orang tuanya. Ini berlaku juga dalam hal pekerjaan. 20. Mensyukuri Apapun yang Terjadi dan Mengambil Sisi Positif Meski Tertimpa Musibah Buruk Apakah kamu punya teman dari daerah Jawa? Ya, mereka ketika terkena musibah biasanya akan tetap bersyukur, legawa, mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Contohnya, ada yang mengalami kecelakaan, motornya rusak, biasanya mereka akan mengucap “untung mung motor sing rusak, sing penting awake sehat”, artinya “untung hanya motornya yang rusak, badannya masih sehat”. Mereka masih berpikir positif dari segala kejadian atau musibah yang menimpa. Buku Terkait Jawa Berikut adalah buku terkait Jawa dari daftar buku di gramedia. Kisah Tanah Jawa Tanah Jawa menyimpan banyak kisah misteri yang takkan habis diceritakan dalam semalam. Sosok misterius, ritual mistis, dan tempat angker, selalu membuat kita penasaran. Buku Kisah Tanah Jawa mengajak pembaca membuka selubung mitos dan mistis yang selama ini hanya menjadi ksak-kusuk di masyarakat. Kisah Tanah Jawa Jagat Lelembut Buku ini merangkum perjalanan Tim Kisah Tanah Jawa yang telah menjelajah “Jagat Lelembut” hingga lapisan ke-11 yang mungkin terdiri dari 17 lapisan. Tidak hanya lewat kata-kata, Kisah Tanah Jawa Jagat Lelembut berusaha menyertakan gambar dari penampakan “mereka”. Banyak jenis lelembut dan kisah yang mungkin belum pernah kita dengar, siapkan keberanian untuk membaca kisah “mereka”! Kitab Lengkap Keris Jawa Hard Cover Melalui buku ini penulis memperkenalkan perihal ilmu tentang keris atau Krisologi dan bagaimana memahaminya berdasarkan nalar dan naluri para leluhur dulu. Ditilik dari berbagai ilmu, khususnya ilmu metalurgi, ternyata keris merupakan sebuah mahakarya yang paling berhasil dan diakui oleh dunia internasional. Keris sudah merupakan bagian kelengkapan budaya Nusantara yang tidak terpisahkan dari budaya itu sendiri. Artikel Terkait kebiasaan Orang Jawa Dari 20 kebiasaan dan sifat orang Jawa di atas tidak selalu melekat pada setiap orang Jawa. Namun rata-rata dari orang Jawa memang memiliki karakter seperti disebut di atas. Eksistensi orang Jawa di era global sekarang ibarat di persimpangan jalan. Dalam berbagai indikasi kebiasaan-kebiasaan Jawa ini mulai memudar. Semakin banyak orang Jawa meninggalkan kebiasaan jawanya dan menjalankan kebiasaan modern yang lebih praktis. Masyarakat Jawa sebagaimana tercermin pada kebiasaannya, menekankan pada ketentraman batin, keselarasan, sikap “narima” terhadap segala sesuatu yang terjadi. Pandangan orang Jawa mengajarkan agar masyarakat Jawa menempatkan adanya keselarasan hubungan antar individu dengan dirinya sendiri, individu dengan sesamanya, individu dengan alam, juga individu dengan Tuhannya. Dengan adanya kebiasaan dan keselarasan masyarakat Jawa diharapkan dapat menjalankan kehidupan dengan benar. Masing-masing individu diharapkan juga dapat menerapkan kaidah yang menekankan pada sikap “narima”, sabar, “eling”, “andhap asor rendah hati”, dan bersahaja di manapun tempatnya. Penjelasan mengenai kebiasaan orang Jawa di atas konon bisa mengantarkan individu pada kesuksesan. Ada yang mau meniru kebiasaan-kebiasaan tersebut? Tentu ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kebiasan dan budaya orang Jawa. Sobat Gramedia juga bisa meniru hal yang baik dari kebiasaan orang Jawa. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan pembaca semua. Referensi Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Aksara Baru. Budiono, Herusatoto. 1987. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta Hanindita. Suyanto. 1990. Pandangan Hidup Jawa. Semarang Dahana Prize. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien